Membeli Waktu - Jangan Menyerah Membeli Waktu | Gumuksari

Membeli Waktu

Diposkan oleh Gumuksari | 4:54 AM |
Bookmark and Share

uang
Anton adalah seorang karyawan perusaahan yang cukup terkenal di Bandung, memiliki dua orang anak. Anak pertama baru berusia 6 tahun bernama Roy dan anak ke 2 berusia 2 taon bernama Samuel. Seperti biasa jam 9 malam Anton sampai di rumahnya di salah satu sudut Bandung, setelah seharian penuh bekeja di kantornya. Dalam keremangan lampu halaman rumahnya dia melihat Roy putra pertamanya di temani bik Iyem pembantunya menyambut digerbang rumah. “Kok belum tidur Roy?” sapa Anton sambil mencium anaknya. Biasanya Roy sudah tidur ketika Anton pulang dari kantor dan baru bangun menjelang Anton berangkat ke kantor keesokan harinya.
“Roy menunggu Papa pulang, Roy mau tanya, gaji Papa itu berapa sih Pa?” kata Roy sambil membuntuti papanya.
“Ada apa nih kok tanya gaji papa segala?”
“Roy Cuma pingin tahu aja kok Pa?
“Baiklah coba Roy hitung sendiri ya. Kerja papa sehari di gaji 600 ribu, nah 1 bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Nah berapa gaji papa 1 bulan?”

“Sehari Papa kerja berapa jam Pa?” tanya Roy lebih lanjut.
“Sehari papa kerja 10 jam Roy, nah hitung sana, Papa mau melepas sepatu dulu.”
Roy berlari ke meja belajarnya dan sibuk mencoret-coret dalam kertasnya menghitung gaji papanya. Sementara Anton melepas sepatu dan meminum teh hangat buatan istri tercintanya.
“Kalau begitu, satu bulan Papa di gaji 15 juta  ya Pa? Dan satu jam papa di gaji  60 ribu  Kata Roy setelah mencorat-coret sebentar dalam kertasnya sambil membuntuti Anton yang beranjak menuju kamarnya.
“Nah, pinter kamu Roy. Sekarang Roy cuci kaki lalu bobok.” Perintah Anton, namun Roy masih saja membuntuti Anton sambil terus memandang papanya yang berganti pakaian.
“Pa, boleh tidak Roy pinjam uang Papa 5 ribu saja?” tanya Roy dengan hati-hati sambil menundukkan kepalanya.
“Sudahlah Roy, nggak usah macam-macam, untuk apa minta uang malam-malam begini. Kalau mau uang besok saja, Papa kan capek mau mandi dulu. Sekarang Roy tidur supaya besok tidak terlambat ke sekolah!”
“Tapi Pah..”
“Royyy!! Papa bilang tidur!”bentak Anton mengejutkan Roy.
Segera Roy beranjak menuju kamarnya. Setelah mandi Anton menengok kamar anaknya dan menjumpai Roy belum tidur. Roy sedang terisak pelan sambil memegangi sejumlah uang. Anton nampak menyesal dengan bentakannya. Dipegangnyalah kepala Roy pelan dan berkata: “Maafkan Papa ya nak. Papa sayang sekali pada Roy.” ditatapnya anaknya dengan penuh kasih sambil ikut berbaring di sampingnya. “Nah katakan pada Papa, untuk apa sih perlu uang malam-malam begini. Besok kan bisa, jangankan 5 ribu lebih banyak dari itupun akan Papa kasih.”"Roy nggak minta uang Papa kok, Roy cuma mau pinjam. Nanti akan Roy kembalikan, kalau Roy udah menabung lagi dari uang jajan Roy.” “Iya, tapi untuk apa Roy?” tanya Anton dengan lembut. “Roy udah menunggu Papa dari sore tadi, Roy nggak mau tidur sebelum ketemu Papa. Roy pingin ngajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang bahwa waktu papa berharga. Jadi Roy ingin beli waktu Papa.”
“Lalu.” tanya Anton penuh perhatian dan kelihatan belum mengerti.
“Tadi Roy membuka tabungan, ada 25 ribu. Tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar 60 ribu maka untuk setengah jam berarti  30 ribu. Uang tabungan Roy kurang 5 ribu. Maka Roy ingin pinjam pada Papa. Roy ingin membeli waktu Papa setengah jam saja, untuk menemani Roy main ular tangga. Roy rindu pada Papa.” Kata Roy polos dengan masih menyisakan isakannya yang tertahan. “Anton terdiam, dan kehilangan kata-kata. Bocah kecil itu dipeluknya erat-erat, bocah kecil yang menyadarkan bahwa cinta bukan hanya sekedar ungkapan kata-kata belaka namun berupa ungkapan perhatian dan kepedulian


Get paid To Promote at any Location

Related Post



>
blogwalking.. Selamat datang di blog saya.